Menulis itu menyembuhkan.
Itu sih yang pernah gue denger dari seseorang yang juga seneng nulis. Itu juga yang gue rasain terjadi sama gue. Wait jangan di close dulu ini bukan curhatan jijik eek kucing yang biasa gue tulis di blog, bukan. Gue mau cerita tentang project terbesar dan terpenting buat gue selama 20 tahun lebih 10 bulan.
Jadi, kemarin tanggal 21 Mei 2013, gue memberanikan diri ngirim naskah novel buat gue ikut sertakan dalam lomba. Kadang optimis tapi kebanyakan pesimisnya. Ide ceritanya bukan ide cerita baru, begitu klasik dan biasa. Cinta-cintaan tapi selama menulis itu gue banyak banget mengalami suatu hal yang luar biasa.
Entah itu dapet jawaban dari pertanyaan yang selama ini gue tanyakan sama Tuhan, nasib dan diri sendiri, entah itu alasan kenapa sesuatu yang gak gue ngerti bisa terjadi, dan dari tulisan itu juga gue, emh gue bingung ngungkapinnya gimana.
Tanpa berusaha untuk terlihat pintar dan puitis, gue cuma nulis apa yang gue pengen baca, cerita yang klise dan ringan.
Awalnya itu adalah project rahasia sebelum dua cecunguk, dua roda bajaj atau yah bolehlah gue menyebut mereka sebagai dua sayap gue memaksa gue buat share tulisan itu dengan alasan siapa tau mereka bisa kasih saran.
Gue gak pernah meragukan sayap-sayap gue itu. Gue tau dan percaya akan kemampuan mereka. Firda yang idenya gak pernah biasa, dengan pengetahuannya tentang sesuatu yang cukup luas, Roro yang telitinya minta ampun, yang bakalan tau kalau ada satu huruf terselip tidak pada tempatnya dan ingatannya yang masyaAllah banget. Gue tau gue butuh mereka kalau mau meminimalisir cacat ditulisan gue itu tapi gue malu, gue gak berani nunjukin ke mereka, gue takut. Pokoknya malunya gak bisa dideskripsikan dengan kata-kata. Malunya melebihi kita kalau kepergok ciuman terus diarak sama warga sekampung.
Yah namanya juga calon psikolog. Biasalah kalau gue juga harus terkena bujuk rayu mereka buat kasih baca tulisan gue itu. Dan seperti yang sudah gue duga tulisan gue banyak banget cacatnya sebelum dikasih ke mereka. Dari jenis mobil yang gue pake yang menurut Firda kurang ganteng, nama tokoh yang kurang keren, kesalahan dimana-mana, pokoknya ancur banget deh.
Tapi kecacatan itu akhirnya gue perbaiki dengan saran dari mereka.
Ini kali ya yang dibilang kalau kita akan dipertemukan dengan orang yang kita butuhkan, dan meski jijik nulisnya mungkin gue butuh mereka buat belajar lebih lagi kalau mau jago nulis.
Dan ini novel pertama yang gue buat, prosesnya kira-kira satu setengah tahun. Belum bagus. Tapi seperti yang Rona pernah bilang, biarkan tulisannya menjadi dewasa bersama waktu.
Doakan novel saya bisa juara ya :))))