Jumat, 30 November 2012

Brain vs Heart

Posted by Draft at 19.30 0 comments

“Jangan!!! Jangan dilakuin kalo lo ga mau keliatan ga menarik lagi!”

“Take control please. Don’t make yourself look like an idiot!”

“Dia ga baik, ga tampan, ga pintar, playboy, annoying. Ih kenapa masih mau sama dia?”


Sering kan kalimat kayak gitu terlintas dari otak kita? tapi sering juga kan kita ga bisa nahan buat ga ngelakuin hal yang ‘dibilang’ otak kita sebaiknya ga dilakuin?

Orang-orang yang ga bisa menahan diri buat ga ngelakuin hal-hal gila saat jatuh cinta, atau bahkan melakukan hal bodoh saat putus cinta mungkin bukan orang-orang bodoh, bukan orang yang ga punya otak, bukan juga orang yang dramaqueen.

Mereka mungkin bukan orang yang pandai dalam menyeimbangkan keduanya. Iya menyeimbangkan antara peran hati dan otak mereka

Lebih beruntung mana, orang yang melankolis dan mengedepankan hati atau perasaannya dibanding orang yang idealis, pemikir dan melakukan sesuatu dengan logika?

Yang untuk jatuh cintapun akan menggunakan logika, dan mungkin akan banyak sekali peluang yang dianggapnya adalah hambatan, yang mungkin banyak melewatkan kesempatan.

Kadang gue aja masih sering mikir kalau si hati ini suka seenaknya, brutal, ga bisa dikontrol!


Andai perasaan-perasaan dan tindakan bisa disetting sesuai kemauan otak. Masih adakah hal indah dan bodoh didunia ini?


Kamis, 29 November 2012

coffeeshop

Posted by Draft at 21.18 0 comments



Malam ini, entah sudah berapa banyak malam aku lewati dengan cara dan perasaan yang sama seperti malam ini.

Entah sudah berapa banyak rintik hujan atau bintang  yang bergantian menemani malam kita

Atau bahkan pelayan yang sudah hapal dengan siapa aku duduk disini, kursi mana yang kita duduki, atau bahkan mereka sudah hapal menu yang biasanya kita pilih

Setiap pulang kerja, selepas menjalankan penat yang seharian mengikuti inilah waktu yang paling aku cinta. Saat kita lebih memilih duduk sejenak, menikmati kopi meski dengan tubuh yang sudah lelah

Kamu tidak memilih pulang dan membersihkan dirimu kemudian meletakan tubuhmu dinyamannya kasur

Kita masih menyempatkan diri bertemu diakhir hari hanya untuk melihat senyum lelah masing-masing terkadang aku memenuhi malam kita dengan keluh kesahku yang sama sekali tidak mengganggumu

Terkadang aku menjadikanmu sasaran emosiku, kamu masih bisa tersenyum dan memeluku

Atau ketika aku sedang sangat eksrtim, aku menjadikanmu sebagai orang yang tidak pernah mengerti aku, tapi kamu hanya diam dan sebenarnya kamu sedang sangat mengerti aku

Malam ini, aku masih ditempat yang sama, dengan bintang dan terkadang rintik hujan yang dulu menemani kita

Dikursi yang sama, didekat jendela. Dengan menu yang sama. Namun tanpa dirimu

Mungkin keluhanku sudah terdengar sangat melelahkan bagimu.

Atau mungkin sudah saatnya kamu mendengarkan keluahan orang lain?

Apapun alasannya, terimakasih untuk setiap harinya menjadi dirimu yang dulu bersamaku


Selasa, 06 November 2012

Ga ngeluh!! sumpah!!

Posted by Draft at 07.17 0 comments



Tau ga sih yang paling sulit dari menulis itu apa? Yang paling sulit itu memulainya, banyak kata-kata yang udah terlintas diotak setiap kali ngelakuin, ngeliat, atau ngedenger sesuatu yang kemudian dirancang dan disimpan diotak tapi pas mau dikeluarin malah stuck dan ga mau keluar.

Dan tau ga yang paling sulit dari memulai itu apa? Kebiasaan menunda. Mindset yang bilang “kalo bisa dilakuin nanti buat apa dilakuin sekarang”

Manusia, khususnya gue yang lebih suka ngelakuin sesuatu pas diwaktu-waktu terakhir, yang lebih suka nyari-nyari waktu yang pas buat ngelakuin sesuatu yang pada akhirnya gue sendiri sadar seharunya gue ga menunggu nanti kalo gue bisa ngelakuin waktu itu juga
Agak ga jelas sih tulisan ini kemana arahnya, udah lama banget pengen nulis tapi pas didepan laptop malah ga tau mau nulis apa

Ada satu topik matakuliah psikologi umum yang menarik banget buat gue, waktu itu lagi bahas tentang stess. Ternyata banyak banget dampak positif dari stress yang dialamin sama manusia

Stress ga hanya menghasilkan rambut rontok, muka jerawatan, berat badan berubah drastis, datang bulan terlambat, sampe susah tidur. Iya stress ga hanya tentang itu.

Bayangin aja kalo manusia ga dikasih nikmat buat ngerasain stress mungkin semasa hidupnya cuma tentang senang-senang aja, gimana caranya nyenengin hari ini, ga pernah khawatir akan besok, apalagi planning tentang masa depan mungkin ga akan pernah ada

Dan ketika kita ga dikasih kesempatan buat ngerasain stress, apa yang bisa mencabuk kita buat ngelakuin suatu investasi buat masa depan?

Apa yang bisa memotivasi kita buat kerja lebih keras hari ini kalo bukan kekhawatiran kita akan masa depan?

Kekhawatiran kelak kita akan jadi apa, kerja apa, dimana, berapa gajinya, cukup ga buat menghidupi keluarga, atau bahkan buat menyenangkan hati istri, cukup ga buat pendidikan anak-anak kita nantinya.

Iya kekhawatiran yang seperti itu kan yang membuat hampir semua orang berusaha lebih keras lagi memperbaiki diri, dengan harapan masa depan juga bisa lebih baik lagi.

Kata-kata lama yang kedengerannya klise banget ternyata punya magnet yang menarik jauh lebih kuat dibanding kedengarannya, kata-kata seperti “Aku harus lebih baik dibanding orangtuaku” atau untuk seorang ayah atau ibu “Aku boleh susah, bodoh, tapi anak-anakku nanti tidak”

Jadi…….
Bisa liat kan bahkan stress yang biasanya dikenal jadi sumber penyakit aja bisa sangat berharga keberadaannya dikehidupan kita. Asal kita tau dari mana kita mengambil sudut pandangnya


Followers

 

From my Eyeglasses Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos